Waspadai Isu PKI Sebagai Upaya Adu Domba | Majalah Tentara Nasional Indonesia

Waspadai Isu PKI Sebagai Upaya Adu Domba


Kategori :
Edisi : Minggu, 1 Mei 2016
Penerbit :

Akhir-akhir ini marak kaus-kaus merah berlambang Palu-Arit kuning yang dipakai anak-anak muda. Mungkin sebagian besar publik ada yang menyaksikan langsung atau sebagian besar mendengar dan menyaksikannya lewat media elektronik, cetak maupun dunia maya. Sehingga bisa diperkirakan bahwa gambar-gambar Palu-Arit itu sudah beredar luas, menjadi viral di dunia media sosial. Peristiwa tersebut terlepas disengaja atau tidak, atau apakah ada tujuan tertentu untuk mengungkit luka lama yang ada di republik ini, hanya si pembuatlah yang tau sebab hampir jarang terungkap ke publik bagaimana dan siapakah dibalik peristiwa tersebut. Tetapi kalau gambar Palu-Arit sudah beredar lantas bagaimana seharusnya kita menyikapinya ?

Beberapa pengamat dan pakar ilmu sosial politik, umumnya yang lahir pasca tahun 1965, menyatakan bahwa beredarnya gambar Palu-Arit di media sosial tidak akan berefek apa-apa, karena komunisme sudah mati. Anak keturunan dari

kedua pihak (termasuk anak-anak jenderal Pahlawan Revolusi dan anak-anak tokoh PKI yang jadi korban peristiwa G-30-S) pun sudah berislah. Walaupun begitu tidak berarti bahwa kaos berlogo Palu-Arit tidak punya makna apaapa buat sebagian dari bangsa Indonesia. Buat orang-orang yang lahir sebelum tahun 1965, peristiwa G-30-S/PKI masih memberikan trauma yang mendalam. Memori negative terkait Palu-Arit tidak bisa dihapuskan begitu saja, karena buat yang mengalaminya, G-30-S adalah riil, bukan rekayasa, apalagi khayalan.

Memori negatif ini kalau dibagi dengan orang-orang lain sesama pelaku sejarah bisa menimbulkan memori kolektif yang mengorek luka lama. Karena itulah sudah ditetapkan larangan terhadap PKI melalui TAP MPRS XXV/1966 tentang Larangan Paham Komunis di Indonesia.

Baca Ebook Download